Kita sering mendengar kata-kata "DISIPLIN", baik di tempat kerja, kampus, keluarga maupun di kehidupan bermasyarakat kita. Orang tua kita sering memperingatkan kita agar membiasakan hidup disiplin. Baik saat bangun pagi, belajar, makan dan sebagainya. Banyak definisi tentang disiplin. Pada hakekatnya disiplin adalah
ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum, undang-undang,
peraturan, ketentuan dan norma-norma yang berlaku dengan disertai
kesadaran dan keikhlasan hati bahwa memang demikianlah seharusnya.
Disini kalimat
kesadaran dan keikhlasan amat sangat ditekankan.
Saya kira banyak orang mengalami bagaimana susahnya membiasakan untuk hidup disiplin. Kadang disiplin itu akan kita laksanakan dengan ketat kalau memang kita butuh. Seperti bangun pagi contohnya. Bagi sebagian orang yang mengganggap bangun pagi itu tidak penting, walaupun dikasih tau apapun sampai kita capai, tetap tidak dilaksanakan. Kadang sudah bangun jam 04.00 misalnya, tapi karena kita tidak menganggap bahwa bangun pagi itu tidak penting, akhirnya kita ya.. tidur lagi.
|
Saya Harus Disipliiiinnn...!!! |
Seperti juga banyak saya temui temen-temen ditempat kerja yang biasa datang terlambat. Walaupun perusahaan sudah membuat peraturan bahwa jam kantor adalah 08.30 - 16.00 dan penghasilan yang mereka terima dihitung dari dasar jam kerja tersebut. Tapi faktanya beberapa temen yang memang terbiasa tidak disiplin, walaupun ditegur, dipanggil, diberi tahu, di SMS, atau dalam bentuk sindiran-sindiranpun tetap saja mereka tidak mau melaksanakan intruksi dan aturan tersebut. Ironisnya beberapa temen yang melakukan pelanggaran disiplin tersebut disamping memang tau peraturannya, bahkan dibidang keagamaanpun mereka malah lebih taat daripada orang-orang yang tidak melanggar disiplin. Memang untuk membiasakan disiplin yang paling jitu adalah berangkat dari diri kita sendiri. Kenapa? Pada dasarnya para pelanggar disiplin tersebut sebenarnya secara tidak mereka sadari mereka telah ditundukkan oleh rasa malas. Kita tau penyakit malas merupakan mesin pembunuh yang efektif bagi orang-orang yang notabene telah menyerah kepada malas. Karir kita berantakan akibat kita kalah dan ditundukkan oleh rasa malas. Hanya orang malaslah akhirnya ada manusia miskin, manusia pinter, manusia kaya dan sebagainya. Malas banyak memberikan warna kehidupan yang sifatnya negatif. Dari malas inilah akhirnya timbul pelanggar-pelanggar disiplin yang tanpa tidak kita sadari akan menurunkan kepercayaan seseorang kepada orang-orang tertentu. Dan kita juga tau karir kita adalah berkat kepercayaan dari orang-orang yang menganggap kita mampu mengerjakan dan menyelesaikan suatu permasalahan. Kita tidak bisa memaksakan kehendak bahwa kita mampu dan bisa kalau tidak ada kepercayaan dari orang lain.
|
Karir Timbul Karena Kepercayaan |
Kesimpulannya: dengan menundukkan malas, kita bisa disiplin, dengan disiplin akan timbul kepercayaan orang lain, dari kepercayaan ini secara otomatis akan memperlancar karir kita. Dengan karir yang bagus otomatis akan tercapai apa yang namanya kehidupan sejahtera, keluarga bahagia, disegani banyak orang dan penghargaan-penghargaan lainnya.
No comments:
Post a Comment