Sunday, October 19, 2014

B I J A K

Bijak dalam arti umum adalah selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir, atau menurut penulis bijak merupakan setiap tindakan apapun harus mempertimbangkan akal, budi, pengetahuan atau dengan pertimbangan-pertimbangan positif lainnya. Bijak adalah bisa memahami perbedaan dan persamaan tentang nilai-nilai kebaikan dalam persepsi norma-norma kemanusiaan. Bijak adalah sebuah pilihan. Bijak adalah lebih baik mengerti daripada mengharapkan untuk dimengerti. Bijak adalah demokratis dan menerima semua kritikan dengan pikiran terbuka dan lapang dada, jika di kritik tidak terima, maka itu namanya "Sok Bijak". Bijak dalam kehidupan adalah ketepatan berfikir dan mengambil keputusan yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain. Bijak bukan masalah orang tua atau anak-anak, karena kebijakan dan pengetahuan di tentukan oleh pengalaman yang membentuk pola pikir. Orang yang usianya sangat tua pun bisa seperti bocah jika tidak belajar dari kehidupan. Manusia hidup dan diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan segala kelebihannya yang tidak dimiliki oleh makluk hidup yang lain. Manusia diberikan akal sehat. Dengan akal ini manusia dapat menguasai dunia atau sebagai makluk yang unggul dibandingkan makluk ciptaan yang lain seperti hewan maupun pepohonan. Dengan akal akhirnya timbul ambisi.  
Sebagai manusia yang bijak, haruslah dapat menyikapi segala hal dengan positif walaupun mungkin itu bertentangan dengan keinginan maupun kemauan kita. Tidak bisa dihindari kejadian-kejadian yang membuat kita jengkel, emosi atau apalah baik kejadian di tempat kerja maupun di kehidupan bermasyarakat. Sebagai pegawai yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola keuangan, kadang banyak dihadapkan kejengkelan-kejengkelan yang mau tidak mau harus kita hadapi dengan segala kebijakan. Beberapa kasus yang sering terjadi seperti pengadaan suatu barang untuk kebutuhan divisi tertentu, sering dipaksa untuk mengikuti dan menyetujui permintaan divisi yang bersangkutan termasuk penentuan penyedia (supplier), tapi begitu ada masalah bagian keuangan merupakan korban pertama yang harus menanggung atas ketidakprofesionalan divisi lain tersebut.
Begitu juga dalam pergaulan bermasyarakat antar tetangga. Kita kadang dihadapkan pada pemaksaan apa yang dimaui tetangga, walaupun kita tidak ikhlas dan terima. Tetangga yang sok benar gemar sekali mengkritisi tetangga kiri kanan atau kalau nggak diikuti ujung-ujungnya berantem. Timbulah ketidakharmonisan antar tetangga. Kita tahu sesadar-sadarnya bahwa tetangga dekat merupakan saudara kita yang paling sejati dibandingkan dengan famili kandung yang notabene bertempat tinggal jauh dari kita. Kita sebagai manusia tidak bisa menolak apa yang namanya musibah. Musibah ibarat kejadian yang pasti. Kita hanya tinggal nunggu waktu kira-kira kita akan dapat gilirannya kapan. Dalam hal ini tetangga dekatlah yang punya peranan utama, sebelum sanak famili jauh kita berdatangan. Maka seyogyanya kita dapat menyikapi positif dan bijak kejadian-kejadian yang akan menimbulkan pepecahan maupun permusuhan antar tetangga maupun di tempat kerja. Jadilah orang bijak yang sebenarnya bukan jadi orang sok bijak.

No comments:

Post a Comment